Perhutani Forestry Institute gelar kegiatan Lokakarya Tanaman Tebu bersama dengan PT. Kebun Tebu Mas dan Pabrik Gula Rejo Agung Madiun

MADIUN, PERHUTANI (09/10/2022) | Perhutani Forestry Institute (PeFI) menggelar kegiatan Lokakarya Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Tebu. Pembukaan kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Manilkara, Perhutani Forestry Institute, Kamis (06/10).

Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Agroforestri Kantor Pusat Perum Perhutani, Segenap Jajaran Peneliti dari Departemen Riset & Inovasi Perhutani Forestry Institute, Kepala Research Harvesting and Development PT. Kebun Tebu Mas (KTM), Quality Asurance and Special Project Officer dari Pabrik Gula Rejo Agung Madiun, serta karyawan-karyawati dari satuan kerja lingkup Perum Perhutani.

Kegiatan tersebut dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi diskusi yang dilaksanakan di Ruang Manilkara Perhutani Forestry Institute serta sesi kunjungan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Gula Rajawali Madiun dan Perkebunan Tebu di Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.


Pada sambutannya, mewakili Kepala Perhutani Forestry Institute, Chorirotun Nur Ulifah yang merupakan Koordinator Peneliti Sosial Agroforestri dan Lingkungan Perhutani Forestry Institute menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung program perusahaan dan pemerintah terutama dalam hal ketahanan pangan.

“Sesuai dengan kebijakan dari Kementerian BUMN bahwa Perum Perhutani harus mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan atau food estate. Selain itu kebijakan yang ada pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Perum Perhutani perlu melakukan penanaman tebu atau Agroforestri Tebu Mandiri (ATM) dengan target sampai dengan tahun 2024.” ungkapnya.

“Terkait dengan budidaya pada tahun 2022 akan dilakukan penanaman tebu pada 15 KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) di Perum Perhutani. Maka dari itu, mungkin untuk tantangan kedepannya yaitu potensi serangan dari hama dan penyakit yang ada pada tanaman tebu. Sehingga penanganan yang tepat sangat diperluka, agar proses bisnis tersebut dapat berjalan secara optimal.” tambahnya.

Moch Agus Wijoyo, selaku Kepala Research Harvesting and Development PT  Kebun Tebu Mas (KTM) menyampaikan terkait penanganan hama seperti penggerek tebu, kutu, uret, dan tikus, serta penyakit biotik dan abiotik pada tanaman tebu.  Selain itu, ia juga mengungkapkan harapannya setelah dilaksanakannya kegiatan tersebut.

“Menurut kami hingga saat ini Perum Perhutani memiliki peluang untuk membentuk perkebunan tebu dan pabrik gula. Hal ini dikarenakan area yang dimiliki Perum Perhutani sangat mendukung dalam pengelolaan bisnis tanaman tebu. Maka dari itu kami berharap semoga kedepannya hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi Perum Perhutani.” ungkapnya. (Kom-PHT/Dik/Rb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *